Menurut Aziz, adanya insiden tersebut tidaklah berarti bahwa Aceh sudah tidak aman lagi. Sebab, aksi kriminalitas seperti ini juga terjadi di Jakarta, sehingga tidak bisa langsung divonis Jakarta tidak aman. “Kita menilai bahwa kondisi Aceh saat ini masih aman untuk melaksanakan Pemilukada yang demokratis,” katanya.
“Terkait persoalan keamanan kita serahkan saja pada pihak kepolisian dan jangan sampai ditaksirkan ke arah yang macam-macam. Apalagi sudah ada pernyataan dari pihak kepolisian kalau itu hanyalah kriminal murni. Mari kita sama-sama mendukung agar KIP Aceh dapat bekerja dengan baik dan Pemilukada dapat berjalan dengan aman,” imbuh Aziz.
Ditambahkan Aziz, adanya KIP kabupaten/kota di Aceh yang hingga kini belum bisa melaksanakan tahapan pilkada sebagaimana mestinya karena berbagai alasan dan pertimbangan, tentu harus dicari solusi penyelesaiannya. “KIP Aceh tentu bisa mencari solusinya dan kita di KPU siap mendukung apa pun putusan KIP Aceh,” ungkapnya.
Terakhir, saat disinggung ada sebagian di daerah Aceh yang terancam tidak akan bisa menyelenggarakan Rapat Paripurna Dewan untuk mendengarkan visi-misi calon, yang artinya satu tahapan Pilkada tidak bisa dilaksanakan, Aziz berpendapat, tugas KPU berkewajiban untuk memberitahu pada KIP Aceh agar hal tersebut harus tetap dijalankan.
Bila pun nantinya ada yang menolak, maka KIP masing-masing daerah harus melakukan pendekatan, mediasi, dan bisa disampaikan dengan baik-baik, hingga tahapan ini tetap berlangsung. “Tapi saya optimis kok, kalau masyarakat Aceh sekarang ini sudah siap dengan perubahan,” pungkas Aziz.(bah)
Editor : bakri
Tweet |
0 comments: