RSS

Aku Bisa Melihat Rumahku

Jalan Mazzeh Oustraad-Baramkeh, Kamis, 14 Juli 2011, 11:05 WS.

S

iapa yang tahu kapan kita mati?! Siapa yang bisa memastikan perjalanannya itu akan berakhir di Surga atau neraka?!
Kisah nyata seorang penumpang wanita di mikro dari Mazzeh-Baramkeh.
Suatu hari saya menghadiri sebuah pengajian di sebuah masjid, pengajian dimulai tepat waktu seperti biasa bersama seorang Ustazah. Tiba-tiba seorang cewek masuk dan duduk persisi di samping saya…

Ustazah itu bercerita tentang Masyitah penyisir rambut putri Firaun, pada saat Firaun berkata kepadanya, “Akulah Tuhanmu!” dengan mata terbelalak seakan ingin menerkam. Dengan tenang Masyitah menjawab, “Tidak, Tuhanku adalah Penciptaku dan Penciptamu…”. Kemarahan Firaun semakin meledak-ledak, akhirnya dia menyuruh tentaranya untuk menyiapkan periuk besar, diisinya dengan minyak, lidah api yang menyala-nyala di bawahnya membuat bulu roma merinding.
Firaun kembali bertanya siapakah Tuhan Masyitah dan Masyitah selalu saja memberikan jawaban yang sama. Bersama Masyitah 5 anaknya yang masih kecil-kecil menggigil ketakutan melihat lidah api yang menantang dan suara minyak yang sudah mendidih. Semua anak kecil itu berebutan memeluk ibunya…..tiba-tiba terdengar suara perintah untuk melemparkan anak-anak itu satu persatu ke dalam minyak yang mendidih….anak-anak itu berteriak…”Ibu...tolong aku…”, semua yang menyaksikan seakan bermimpi….suara anak pertama berteriak begitu mengiris hati, namun tidak lama….beberapa menit kemudian teriakan tadi hilang, hanya tulang kering yang mengapung di antara buih-buih minyak yang mendidih itu.

Masyitah menangis melihat buah hatinya satu persatu dicemplungin ke dalam periuk, melihat tulang-tulang yang tidak berdaging mengapung di atas minyak itu, hatinya berteriak, tetapi Masyitah tetap saja mengatakan, “Tuhanku adalah penciptaku dan Penciptamu…”. Begitulah sampai akhirnya empat anak Masyitah dilempar ke dalam periuk tadi, hanya tersisa satu lagi yang masih dalam pangkuannya menyusu. Itupun tidak lepas dari kekejaman tentara Firaun, si bayi yang sedang menyusu itu ditarik dengan paksa, Masyitahpun bertahan mencegah mereka, tapi apalah kekuatan Masyitah dibanding ganasnya tentara Firaun, akhirnya si bayi ditarik dengan paksa, susu di mulutnya tumpah berserakan di lantai dan di tangannya beberapa rambut Masyitah masih melekat tidak mau dilepas….akhirnya kelima Masyitah anak terapung di atas minyak itu. Saat itu Masyitah meneteskan air mata darah, dia teringat bagaimana bagaimana dia mendidik dan membesarkan anak-anak itu, tetapi sekarang hanya tulang belulang saja yang terapung di depannya…”
Penumpang itu mengatakan lagi, “Ketika mendengar semua cerita itu, si cewek yang duduk di samping saya tiba-tiba menggigil dan izin keluar…saya merasa aneh, akhirnya saya ikuti si cewek muda itu, rupanya dia sedang menagis di luar sana…akhirnya saya menenangkan dan mengajaknya masuk kembali”.

“Ketika kami sudah di dalam, ternyata Ustazah itu melanjutkan cerita lain, yaitu cerita seorang istri Firaun yang diikat di tiang kemudian dicambuk, sampai tulangnya terlihat jelas! Memang apa yang dirasakan cukup menyakitkan, bayangkan saja cambukan itu menembus kulit, daging dan berhenti di tulang-tulang…tetapi wanita itu sadar, “……dan itu tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar” (QS: Al Fushilat: 35).”
Ketika dia merasakan kepedihan semakin menjadi-jadi, sama sekali tidak berteriak, tetapi hanya mengatakan…”Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam Surga…..”(QS:At Tahrim:11)….dengan kata-kata itu dia menghibur dirinya di saat yang begitu pedih dan menyakitkan, mengingatkan dirinya bahwa ini semua tidak akan sia-sia, ada Tuhan di sana yang akan memberikan ganjaran dan “ganti rugi” atas apa yang dia rasakan….biarkanlah sakit ini sementara, paling juga cuma beberapa jam, jauh berbeda dibandingkan dengan kenikmatan sepanjang masa yang dijanjikan-Nya…

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, “ Saat itu, Allah mengangkat hijab antara wanita itu dengan alam ghaib, dengan jelas wanita itu melihat istana yang disiapkan Allah untuknya, dan di bawahnya…” Sungai yang airnya tidak berubah bau dan rasanya, sungai-sungai dari susu dan arak……dan sungai dari madu…..”(QS: Muhammad: 15)…dia juga melihat pakaian-pakaian sutera, mutiara dan berlian, taman-taman indah, dan burung-burung yang berkicau terbang kesana-kemari….saat itu dia tersenyum dan lupa kepada rasa sakitnya…..sebagian tentara yang mencambuknya mengatakan “Ini orang gila!kita cambuk, tapi malah dia tersenyum!”….wanita itu hanya mengatakan ”Ya Allah…Aku bisa melihat rumahku di Surga….”.

Ketika Ustazah itu mengucapkan “Surga...”, tiba-tiba si cewek tadi jatuh dalam pangkuanku, nafasnya tiba-tiba tersendat-sendat, dan raut wajahnya berubah pucat! Kemudian kami membawanya segera keluar dan menelpon ambulance, saat memangkunya aku membacakan fatehah, saat itu air mataku jatuh membasahi pakaian cewek itu, aku merasa sangat takut.
Salah seorang yang hadir di situ mengatakan, “Anak ini sudah sakratul maut…”. Matanya melotot melihat ke langit, aku mencoba mentalqinnya kalimat “Lailaha illallah…”, tetapi dia tidak menjawab. Ketika aku mengulangi kalimat itu untuk ketiga kalinya, tiba-tiba dia mengangkat tangannya dan berteriak…”Ya Allah… aku bisa melihat rumahku di neraka…aku melihat rumahku di neraka…”!!

“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim sedikitpun kepada manusia, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri”(QS:Yunus:44)
“Apakah mereka mengira kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka”(QS:Zukhruf:80).

Kalau memang ini adalah hari-hari terakhirmu di dunia, gunakanlah itu untuk melakukan ketaatan…
Kalau memang ini adalah jam-jam terakhirmu di dunia, gunakanlah itu untuk ibadah…
Kalau ini adalah menit-menit terakhirmu di dunia, gunakanlah itu untuk bertaubat…
Kalau ini adalah detik-detik terakhirmu di dunia, jangalah berputus asa kepada rahmat Allah….

Gunung Qasiun, Kamis, 14 Juli 2011, 14:25 WS.

H. Saifannur, Lc
(Mahasiswa Aceh yang Sedang Melanjutkan Program S-2 Di Damascus University Syiria)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

17 Ramadhan Yang Terlupakan….

K

ata pakar sejarah, “kita membaca sejarah itu sesuai dengan apa yang terjadi, bukan sesuai dengan apa yang kita inginkan terjadi, kalau bagus jadikan contoh, kalau tidak bagus jangan diulangi”.

Setelah 13 tahun Rasulullah berjuang dan berdakwah di Mekkah, akhirnya beliau mendapatkan izin berhijrah ke Madinah. Peristiwa hijrah ini adalah salah satu fase sejarah terbesar umat manusia, dari hijrah ini lahirlah agama baru yang membawa perubahan besar kelak di seluruh dunia. Allah mengutus nabi-Nya di tanah arab, dan menyiapkan orang-orang arab untuk menjadi corong dan menara kemanusiaan, kemajuan, kedamaian dan ilmu pengetahuan esok hari.

Selama 13 tahun Rasulullah dan para sahabat bersabar dengan segala siksaan dari kaum Quraiys. Mulai dari siksaan jasmani sampai embargo ekonomi. Bahkan boikot yang dilakukan kaum qurays terhadap bani hasyim, mulai dari tidak boleh ada yang memasok pangan sampai larangan menikahi bani hasyim. Siksaan dan ujian itu berakhir dengan hijrahnya rasul ke kota Madinah. Mereka hijrah hanya membawa pakaian yang dipakai saja, kaum Qurays menyita semua harta benda mereka.
Saat itu, kaum Qurays sudah merasa bahwa islam akan menjadi sebuah kekuatan politik baru dengan bantuan suku Aus dan Khazraj di Madinah, dua suku yang terkenal dengan loyalitas dan kebersamaan yang tinggi dan sangat disegani di jazirah arab. Mereka tidka berani melakukan ekspansi ke Madinah, karena resiko yang akan diterima Mekkah sangat berat, antara lain ditutupnya jalur perdagangan mekah-syam. Penduduk Mekkah hidup dari perdagangan musim panas ke syam, dan musim dingin ke yaman, kalau tidak ada perdagangan ini, perekonomian mereka akan kacau, karena inilah salah satu devisa terbesar penduduk Mekkah.

Suatu hari, kafilah perdagangan Qurays melewati jalur Mekkah-syam, otomatis mereka melewati Madinah. Kaum muslimin muhajirin sepakat untuk “merampok” kafilah itu, mengambil harta mereka yang disita kaum qurays di Mekkah dulu. Rencana itu berhasil dan sukses. Kejadian ini membuat pembesar qurays kebakaran jenggot, khususnya abu lahab, abu jahal dan abu sofyan. Ini penghinaan dan kesewenang-wenangan orang islam Madinah. Mereka sepakat untuk membalas ini dengan perang besar-besaran.

Mendengar kaum qurays akan memerangi kaum muslimin, Rasulullah bermusyawarah dengan para sahabat, semua sepakat akan terus maju melawan kafir qurays, bahkan orang Madinah yang disebut anshar pun semangat membela kaum muhajirin. Persaudaraan yang diikat oleh aqidah membuat mereka lupa kepada persaudaraan darah, kaum muhajirin akan berperang melawan saudara sedarahnya dari Mekkah, yang beraqidah berbeda. Sifat ini yang jarang disadari umat islam hari ini, mereka rela hidup terpecah-pecah, karena hal sepele, seharusnya aqidah menjadi pengikat erat, bukan pemecah. Pihak yang mengaku dirinya salafi mengklaim dirinya paling benar dan menyerang syiah, syiah dengan berbagai konspirasi menyerang sunni yang notabenenya perebut kekuasaan dari Ali bin Abi Thalib, pihak lain yang mengaku sunni mengklaim pihak lain sesat dan anteknya yahudi. Anehnya, waktu “anjing” amerika datang, malah disalami tangannya sambil menunduk, dibanggakan, dihormati! Apaan mental begini!!

Akhirnya kaum qurays keluar ke medan perang dengan 950 tentara, terdiri dari 100 tentara berkuda dan senjata lengkap, dan mereka juga membawa puluhan cheer leader yang menyemangati mereka selama perjalanan dan di hari perang nanti. Sedangkan Rasulullah keluar bersama 313 mujahidin, terdiri dari 77 muhajirin dan 236 anshar, 70 unta dan senjata seadanya dan 2 kuda, yaitu zubair bin awwam dan miqdad bin aswad.

Pada tanggal 17 ramadhan tahun ke-2 hijrah, bertepatan dengan 13 maret 624 M, bertemulah dua pasukan itu. Dua pasukan yang jelas-jelas tidak berimbang, siapapun yang melihat pasti akan memprediksikan kemenangan di tangan kaum qurays, melihat jumlah mereka yang lebih besar dan kelengkapan senjata yang mereka miliki. Tapi, apa yang membuat mereka “nekad” untuk maju menantang kaum qurasy yang terkenal jagoan perang dengan “jam terbang” yang lebih banyak dibanding kaum anshar.
Rasulullah saat itu berdoa, “ya Allah inilah tentara-Mu, inilah manusia-manusia yang beriman kepada-Mu di muka bumi, bantulah mereka, kalau Engkau tidak membantu mereka, maka tidak aka nada lagi manusia yang menyembahmu di muka bumi!”.

1. Umat islam maju ke medan perang dengan optimisme dan tawakkal kapada Allah yang luar biasa, mereka yakin bahwa mereka akan menang, karena mereka mematuhi semua titah perintah Rasulullah, dan beliau sendiri juga menjanjikan kemenangan. Pada saat perang berkecamuk, Rasulullah di control-room bermunajat, “ya Allah, realisasikanlah kemenangan yang Engkau janjikan padaku..” sampai-sampai beliau berdoa meminta kepada Allah agar dipersembahkan kepadanya beberapa kepala pembesar kafir qurays, “ya Allah…jangan kau lepaskan abu jahal firaun umat ini, dan zumah bin aswad…..”. disini kita bisa mengambil sebuah kesimpulan, kalau Muhammad itu bukan benar-benar rasul utusan Allah, tidak mungkin dia berani menjanjikan kemenangan dan lebih tidak mungkin berani maju melawan pasukan yang tidak sebanding dengan kekuatan pasukannya. Kalau seandainya Muhammad tidak memiliki hubungan khusus dengan Allah, dan keyakinan pada Allah, tidak mungkin dia berani menjanjikan macam-macam, karena apabila kalah, maka itu akan menjadi boomerang bagi dia sendiri, bukti bahwa dia memang pambohong, bukan utusan Tuhan, dan otomatis kaum muslimin juga akan murtad dan meninggalkannya semua.

2. Kaum qurays maju ke medang perang dengan penuh peremehan dan sedikit psimis. Mereka meremehkan kaum muslimin dengan jumlah sedikit dan senjata seadanya. Mereka psimis dengan hilangnya tiga jagoan mereka pada duel maut sebelum perang, semuanya dibunuh oleh abu ubaidah, ali bin abi thalib dan hamzah asadullah.

3. Meskipun jumlah muslim sedikit, namun pemimpin mereka benar-benar telah memikirkan segala sesuatu dengan matang, pemimpin yang cerdas dan penuh kasih sayang. Rasulullah sebagai pemimpin tertinggi telah memusyawarahkan semua, termasuk posisi dan tempat mereka di medan perang, pokoknya persiapan sangat matang. Meskipun keyakinan akan kemenangan yang pasti, tapi mereka tetap berpegang pada sebab akibat. Kalau kasih sayang bisa kita lihat jelas ketika Rasulullah berjalan kaki sebentar dan naik unta sebentar bergantian, seperti tentara yang lain, karena satu unta untuk 3 orang. Ketika dua orang itu menyuruh Rasulullah naik, biar mereka yang berjalan, beliau menjawab, “kalian tidak lebih kuat dari aku, dan kalian juga tidak lebih butuh kepada pahala dari pada aku”.
4. Kaum qurays maju ke medan perang dengan peremehan dan kesombongan, sampai mereka mengatakan, “demi Allah kita tidak akan pulang dari badar kecuali setelah pesta 3 hari 3 malam, kita sembelih unta, kita makan rame-rame, kita mabuk-mabukan sepuasnya, kita pesta dengan wanita-wanita cantik, malam itu akan menjadi saksi kepada seluruh penduduk hijaz, biar mereka tidak sekali-kali berani menantang kaum qurays…”

Akhirnya janji Allah menjadi nyata, kemenangan di tangan umat islam, 17 ramadhan menjadi saksi kebesaran Allah dan saksi bahwa nabi muhamamd itu benar-benar utusan Allah. Kita mengingat perang ini bukan mau ngajak orang lain perang, tapi dengan parang badar ini kita bisa mengambil banyak pelajaran, yang mungkin kita lupa. Keadaan kita tidak jauh berbeda dengan keadaan kaum muslimin yang saat itu tertindas, mereka tertindas kerena mereka sedikit, tapi karena iman dan ketaatan mereka pada Allah dan rasulnya, makanya mereka menang. Kita hari ini, tertindas padahal jumlah kita mayoritas, kita bagai buih diterjang ombak, dipukul ke kiri ke kanan, kita terbawa arus dan tidak tau kemana itu berakhir.

17 ramadhan, ingatlah semangat kaum muhajirin dan anshar dalam memerangi kakufuran dan nafsu. 17 ramadhan, ingatlah kepasrahan dan perjuangan Rasulullah mempertahankan umat terakhir yang menyembah Allah di muka bumi. 17 ramadhan, ingatlah Allah menunjukkan kekuasaanya kapada kaum kafir karena kesombongan mereka. 17 ramadhan, ingatlah kekuaasaan Allah memberikan kemenangan kepada kaum minoritas yang beriman, berbuat, berusaha, bertawakkal, dan menang.


WRITTEN BY:

H. Saifannur, Lc
(Mahasiswa Aceh yang Sedang Melanjutkan Program S-2 Di Damascus University Syiria)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ada apa dengan Umat Islam?

S

eorang teman pernah bertanya,"Kenapa Islam mundur?", sebelum kita jawab, kita akan membenarkan pertanyaannya dulu, seharusnya pertanyaan itu, " Kenapa dunia Islam mundur?". Kalau Islam tidak pernah mundur dan jatuh, karena dia dijaga oleh Yang menurunkannya, yang bermasalah orang Islamnya, kalaupun ada krisis, maka objeknya adalah muslim, bukan Islam!. Islam bukanlah agama seperti yang banyak dipahami oleh orang-orang dan orientalis, sebuah agama masa tertentu dengan masa expiry tertentu, sebuah kenangan dalam sejarah peradaban manusia, sebuah ajaran yang hanya tertulis dalam lembaran, bukan ajaran untuk dipakai dalam dunia nyata.

Pada dasarnya, umat Islam adalah umat Iqra', sedemikian agungnya kalimat ini sampai Allah menyandingkan namaNya dengan kalimat ini, "Iqra' Bismirabbikalladzi Khalaq". kalimat Iqra' bermakna Ilmu dan Peradaban (Knowledge and Civilization). Ketika umat menyadari eksistensi mereka sebagai esensi dari kalimat Iqra', mereka bisa maju, berbuat, memproduksi, yang puncaknya fathul makkah pada abad pertama hijriah, dan kejayaan pada abad ke dua hijriah di masa Harun Al-Rasyid dan Al-Ma'mun. ketika itu mereka umat yang produktif, tampil sebagai pemeran utama di panggung sejarah sebagai ahli dalam ilmu pengetahuan,dan dalam segala segi, baik perkembangan Ilmu Agama dan Ilmu dunia yang kita sebut hari ini dengan Ilmu umum. Kalau ada yang mengatakan di mana ada orang Islam, di sana ada keterbelakangan, kita harus membebaskan diri dari belenggu doktrinisasi agama yang turun 14 abad yang lalu, imam syafi’i adalah orang yang menghambat perkembangan umat Islam selama 13 abad, kita harus ikut apa yang dikatakan Benhoeffer, Theolog jerman itu “The real Christianity isn’t a churchy, but the fully human !", maka kita akan mengatakan itu adalah sebuah pikiran picik yang keluar dari mulut yang giginya nggak pernah disikat yang tidak bisa dibuktikan secara empiris, orang Indonesia tertinggal nggak ada hubungannya dengan hukum Islam, bukankah mereka tidak semuanya mengamalkan hukum Islam? Habibie yang itu kan seorang muslim yang taat, bahkan beliau orang Indonesia pertama yang duduk sebagai perwakilan Indonesia di OKI, dia bisa membuktikan agama bukanlah batu sandungan yang menghambat kita maju melangkah terbang ke bulan, bahkan agama memberikan stimulus agar setiap individu itu lebih giat dalam mencari dunia dan akhirat, ternyata yang membuat kita tertinggal adalah kemalasan dan ketidak-disiplinan.

Ibn El-Nafes El-Dimasqy (687 H/1288 M), penemu system peredaran darah kecil (Aorta), seorang pakar kedokteran, pakar bahasa Arab, Fiqh, dan juga sejarahwan.
Muhammad Ibn Musa El-Damiry (808 H/1405 M), seorang sastrawan, peneliti, pemilik kitab Hayaatul Hayawan, beliau juga salah satu ulama dalam fiqh syafi'i.
Jalalluddin el-Suyuti (911 H/1505 M), al-imam al-hafidz am-muarrikh al-adib. Beliau mewariskan lebih dari 600 karya dalam semua disiplin ilmu, dari tafsir sampai kedokteran.
Saat itu umat ini menganggap ilmu adalah satu. Tidak membedakan antara ilmu yang satu dengan yang lain, selama itu bermanfaat itulah tujuan mereka. Kita bisa melihat contohnya, buku "Al-Anieq Fil Manajiniq"( The Enchanted Canons), Karya Ibn Aranbugh Al-Zardkasy (867 H/1426 M), sebuah buku tentang art of war dan militer, buku yang dikarang pada masa dinasti Mamalik. Buku ini sekarang dicetak oleh Ma'had Turast Ilmy Araby, universitas Aleppo, Direvisi oleh DR. Ihsan El-hindy.

Setelah golden period ini, umat mengalami stagnansi dalam pemikiran, ketika umat memilah-milah antara ilmu Syariah dengan ilmu Umum (cosmology), mereka mengedepankan ilmu syariah dan mengabaikan ilmu Umum, dan mulai melupakan bahwa kalimat Iqra' menuntut semua disiplin ilmu. Mereka mengatakan yang pertama Fardhu 'ain dan yang kedua fardhu kifayah! Ada ulama yang mengatakan;" Fardhu kifayah lebih afdhol dari fardhu 'ain, karena dengan fardhu kifayah seseorang telah menanggung beban sosial, sedangkan fardhu 'ain hanya kembali pada dirinya sendiri"
Sebuah pernyataan yang sangat menakjubkan agar kita berlomba-lomba dalam mengerjakan fardhu kifayah, yang tentunya setelah fardhu 'ain kita selesaikan.
Iqra' berarti ilmu dan peradaban secara komplit, dunia dan akhirat, hidup adalah agama dan agama adalah hidup!.

Kita mengabaikan urusan dunia dengan menyibukkan diri dengan urusan akhirat. Memang benar akhirat itu adalah hidup yang sesungguhnya, tapi hari ini kita sedang hidup di dunia, di pundak kita Risalah Agung yang harus kita pikul, untuk itu kita tidak hanya bisa dengan duduk berdoa dan berpuasa!. Ilmu dunia adalah ibarat makanan, dan ilmu agama adalah ibarat obat, bagaimana kita bisa hidup normal tanpa makanan? Seseorang yang hanya makan obat, kalau overdosis bisa dead! Tapi yang dituntut tubuh kita setiap hari adalah makanan, adapun obat kita gunakan ketika kita sakit. Hal ini bukan mengesampingkan atau menomor-duakan ilmu agama, karena memang ilmu itu semua milik Tuhan, seseorang tidak akan mati selama dia makan makanan yang baik dan halal, semua ilmu apabila diresapi akan mengarahkan kita kepada keagungan Tuhan maha Pencipta!
Hari ini adalah hasil usaha kemarin, sedangkan besok adalah hasil dari hari ini. Hari ini musuh kita telah jauh maju meninggalkan kita, ketika mereka di depan, mereka selalu berusaha menghalangi perkembangan kita. Mereka mengaborsi benih-benih kemajuan dan perkembangan kita, namun jarang dari kita yang menyadarinya. Yang membuat kita akhirnya harus selalu tergantung pada mereka seperti sapi yang dicucut hidungnya. Pada akhir abad 20 Mesir telah mulai melakukan pembangunan bersama Jepang, namun Jepang sukses menjadi singa Asia, Mesir gagal dan tetap menjadi sapi yang dicucut hidungnya!

Saat ini semua Negara Islam sedang diperangi dan dinina bobokkan oleh musuh-musuhnya agar tidak terbangun, kalaupun ada satu atau dua dari muslim yang terbangun, maka ditidurkan untuk selamanya!
1. Prof.DR. Hasan Kamil Shobah (1894), Ilmuwan Lebanon yang hijrah ke Amerika, dan bekerja di perusahaan general electric New York, beliau menemukan lebih dari 40 penemuan ilmiah, karena itu beliau disebut Arabian Edison. Salah satu penemuan beliau adalah alat penetralan air laut. Beliau meninggal dalam kecelakaan mobil secara misterius.
2. Prof.DR. Musthafa Musyarrofah, salah satu dari 10 Ilmuwan Fisika abad 20 di dunia dari mesir, meninggal di Amerika karena diracuni tahun 1950.
3. Prof.DR. Samier Al-Habib, ahli atom Mesir, belajar di Amerika, dan meninggal di sana secara misterius satu hari sebelum beliau kembali ke Mesir tahun1967.
4. Prof.DR. Saeed Sayyid Badier, yang mendapat sebutan Egyptian Einstein, salah satu dari 10 antariksawan dunia abad 20, beliau menolak bekerja sebagai badan ahli di NASA Amerika, meninggal dibunuh secara misterius sebelum kembali ke mesir tahun 1989.

Hari ini kita Cuma mampu menghasilkan bahan material dan mengekspor kepada mereka, yang kemudian dikembalikan pada kita dengan harga 100 kali lipat!!
Tidak mungkin umat ini bisa bangkit kecuali dengan totalitas keilmuan dan usaha (Hard Effort and knowledge empowerment). Perlu dipahami kembali kalimat iqra' dan dilaksanakan dengan baik, sehingga umat bisa bangkit dan sembuh dari penyakit-penyakitnya.
Syeikh Badi' El-Zaman Saeed El-Nourusy menjawab ketika beliau ditanya tentang sebab kemunduran Muslim (The Causes of Muslim Decline):

1. Kurangnya perhatian Muslim terhadap Syariah Islamiyyah yang suci.
2. Fanatisme yang tidak pada tempatnya, baik yang dilakukan oleh ilmuwan yang bodoh atau orang bodoh yang sok ilmuwan!
3. Mengikuti peradaban Eropa tanpa memfilter yang baik dan buruk.
4. Tingkah laku sebagian orang yang terlalu menjilat!!( Terutama pada penguasa!)

Mungkin poin pertama adalah pendapat yang sangat benar. Ini stressing point buat kita, khususnya mahasiswa Indonesia di Damascus.
Dan stressing point yang terakhir kenapa kita semakin hari semakin melangkah ke belakang adalah karena kurangnya perhatian terhadap potensi dan SDM. Hal ini terlihat dari kurangnya perhatian terhadap generasi yang berpotensi, sehingga potensi untuk maju dan berkembang, mati karena tidak tersalurkan. Rasulullah telah mencontohkan eksploitasi beliau terhadap potensi yang dimiliki masing-masing sahabat.

Riwayat Hakim dalam Mustadrak;" Abu Bakar umat ku yang paling lembut, Umar yang paling disiplin dan keras dalam penegakan hukum Allah, Ustman yang paling pemalu, Ubay ibn Ka'ab yang paling bagus bacaanya, Zaid bin Tsabit yang paling ahli dalam Faroidh(ilmu pembagaian warisan), Ali bin Abi Thalib yang paling adil dalam memutuskan hukum, Muadz bin Jabal umatku yang paling mengetahui halal dan haram, yang paling benar dialek bahasanya adalah Abu Dzar al-Ghifari, orang yang paling bisa dipercaya adalah Abu Ubaidah bin Jarrah, dan cendikiawan umatku adalah Abdullah bin Abbas."

Dengan melihat potensi ini, rasul selalu tepat memberikan posisi bagi sahabat sesuai kemampuan masing-masing. Seperti saidina Zaid bin Tsabit yang terkenal cepat menghafal dan cepat dalam mempelajari bahasa, maka rasulullah memakai beliau untuk mempelajari bahasa yahudi, dalam tempo setengah bulan beliau telah lancar berbicara dan menulis bahasa yahudi!!Wallahu A'lam.

H. Saief Alemdar, Lc
(Sedang Melanjutkan Program S-2 Di Damascus University Syiria)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

11 Balon dan 1 Kartu

Aleppo, 17-5-2011, 10.15 WS.

B

erjalan siang yang pasti akan sangat melelahkan, meskipun bus ber-AC, tetapi hawa shaif begitu menyengat, perjalanan dari Aleppo ke Damascus akan memakan lebih kurang 5 jam, tidak ada yang bisa kulakukan selain menikmati pemandangan sebelah kanan jalan, bongkahan batu raksasa yang berjejer indah. 1 jam sudah perjalanan dari terminal Aleppo, sudah se-jam lalu keramahan kota itu melambaikan tangan kepadaku, kini aku menuju kota Damascus, yang penuh cinta dan cerita.
Setelah 2 jam kemudian, aku mulai melihat kota, aku tidak tahu pasti nama tempat itu, tetapi ada beberapa penumpang baru naik dan ada juga yang turun, termasuk seorang wanita yang duduk di sebelahku, maskipun sudah dua jam bersama, aku tidak berani mulai membuka pembicaraan dengannya, kelihatannya dia seorang mahasiswi di universitas Aleppo. Langsung saja tempat itu diambil oleh seorang bapak-bapak, kelihatannya dia berumur 50-an, dia memegang balon warna-warni, sambil senyum kepadaku dia duduk di sampingku, akupun membalas senyumnya sambil membenarkan posisi dudukku.

Setelah beberapa menit, aku memandangi wajah bapak itu, wajahnya memancarkan cahaya, tetapi garis-garis sudah menghiasi kulitnya. Melihatku memandanginya dia tersenyum, akupun jadi malu sendiri karena mencuri-curi pandangan. Diapun menegurku, dengan sapaan yang tidak asing lagi, dan sering kudengar meskipun aku sudah 4 tahun di sana.
“ma lak suri, ma hek?” ,katanya sambil tersenyum.
“eh, ma ni suri, ana indonesi” , kataku.
“Ngapain bapak beli balon banyak begitu?”,kataku meneruskan pembicaraan yang dia mulai.
“Owh, ini buat istri saya, sebagai tanda perdamaian, saya kalau lagi ada masalah dengan istri, pasti saya hadiahkan dia 11 balon dan 1 kartu minta maaf, itu tanda kita berdamai”. Kata bapak itu dengan senyum. Akupun tersenyum sambil mengangguk-angguk heran, kayak anak-anak saja ini orang tua.

“Kalau saya lagi marah tidak mau bicara, istri saya minta damai dengan mudah, cuma dengan membuat masakan kesukaan saya, saya langsung damai, tetapi kalau dia lagi marah, cuma ini satu-satunya cara…”, dia berhenti sambil tertawa ringan memandangi balon-balonnya yang manari-nari. Aku mengerutkan keningku, heran. Dia melanjutkan lagi,

“Saya harus pergi jauh, harus ke kota untuk membeli balon dan kartu ini”
“Owh…seru juga ya, pak...tapi kok balonnya lebih 11, pak?”, kataku sambil menunjuk ke balon itu.
“Ya, sengaja saya beli lebih, karena pasti ada saja yang meledak dalam perjalanan, biar saya nggak usah balik lagi kalau nanti kurang 11”.
“Hmmm…Kalau boleh tau pak, emang bapak berantem kenapa?maaf pak kalau terlalu jauh saya bertanya”, kataku sambil tersenyum bodoh, salah tingkah.
“Hehehe…biasa,nak..urusan dalam kamar”.
“Mhhmmm…..”, aku mengangukkan kepala, tidak mau tahu lebih jauh.
“Pernah begini…”, tambah bapak itu lagi, aku langsung melihat ke arah bapak itu, penasaran.
“Pernah sekali, istri saya protes karena saya tidur sebelah kanan dia, seharusnya saya tidur sebelah kiri dia, dia marah dan diam 3 hari, baru dia bicara setelah saya hadiahkan dia 11 balon dan 1 kartu minta maaf…”, kata dia sambil menggeleng-geleng kepala, tertawa, akupun ikut tertawa mendengar cerita konyol itu.

“Akhirnya saya sadar kenapa dia mau tidur di sebelah kanan, karena sebelah kanan arah kamar mandi, jadi setiap malam dia keluar ke kamar mandi tidak menggangu saya, tanpa harus melangkahi saya”.
“Lha, kok harus balon dan kartu, pak?”, tanyaku serius.
“Itu dia, nak…saya juga tidak tahu, pertama iseng saja saya beli itu, eh..tau-taunya istri saya suka, dan kita damai, jadi keterusan lah begitu”.
“Gitu ya, pak…lissa’ni ‘aazeb ana , belum tahu pak urusan-urusan sama wanita, gimana mereka marah, yang saya tahu dulu kata ibu saya jangan marah-marah sama wanita, tidak baik”.
“Wah…bagus itu, ibu kamu benar, wanita itu untuk disayang, bukan untuk dimarahi, karena itulah saya selalu mengalah pada istri saya..”.
Asik juga bercerita dengan orang tua, banyak dengar pengalaman mereka. Apapun itu, suatu hari kalau aku panjang umur pasti akan kulewati, karena sejarah kehidupan manusia dimana-mana sama saja, hanya pelakunya yang berbeda, mungkin benar kata orang “sejarah pasti akan berulang, hanya pelakunya yang berbeda”. Itulah bodohnya manusia, tidak pernah mau mengambil pelajaran dari pengalaman orang, kalau sejarah baik terulang lagi…most welcome, tapi kalau yang jelek diulangi lagi…aku diam melihat keluar, hanya tiang listrik dan kabel-kabel panjang yang tersenyum.
“Eh, pernah sekali gini, waktu istri saya pakai hena untuk mewarnai kukunya, saya ganggu, akhirnya henanya berhamburan,hahahhaha….bayangkan hena berhamburan…”, bapak itu tertawa terbahak-bahak, entah apa yang lucu, aku nggak paham.
“Henanya ada yang kena tangan, kuku, kemana-mana…akhirnya istri saya harus menyuci semua”, katanya sambil mengangguk-angguk kepalanya tersenyum.

“Terus, pak?”
“Terus, pas malamnya saya tidur, dia menempelkan hena di hidung saya, waktu bangun pagi…batang hidung saya merah semua…hahaaha…”, dia tertawa lagi,akupun ikut tertawa, kali ini mungkin lucu kalau aku bayangkan hidung bapak itu merah karena hena.
“Kamu tau? 1 minggu saya tidak bisa keluar rumah, saya malu, hidung saya merah, selama itu saya diam, tidak bicara kepada istri saya”.
“Wew…ngapain aja pak seminggu diem-dieman?”, kataku heran.
“Ya…paling bicara seperlunya saja, tapi saya tidak tega, apalagi setelah dia masak masakan kesukan saya, saya jadi rame lagi..hahahaha”, aku heran sama bapak itu, dari tadi ngakak terus.
“Dooor…”, aku terkejut, 1 balon meledak.
“Eh, tinggal 12 lagi, nak”.
“Ya pak”.
Bus yang aku naiki berhenti di pinggir danau ‘ashi, untuk istirahat dan makan siang, karena bus itu sudah dari tadi malam berangkat dari Ankara, Anatolia Turkey, dan aku naik di Aleppo, semua penumpang turun, termasuk bapak itu. ‘Ashi artinya melanggar, danau itu muara sungai ‘ashi, beberapa kilometer dari kota Homs, disebut ‘ashi karena dia menyalahi kebiasaan sungai-sungai lain, semua sungai di Syria mengalir ke arah selatan dan berbelok ke laut Tengah atau laut Mati, tetapi sungai ini malah mengalir ke utara, menuju Irak dan Turki. Danau yang indah, ada banyak resortnya.

Bapak itu turun duluan, rupanya kartu buat istrinya ketinggalan, aku segera turun, mencari bapak itu, tetapi tidak kelihatan, aku masuk restoran dimana penumpang busku masuk, tapi bapak itu tidak ada. Aku keluar, tiba-tiba pandanganku jatuh ke sebuah tempat, ada pintu gerbang lumayan besar. Aku kira bapak itu masuk kesana, ketika aku sampai di pintu itu, ternyata pintu pemakaman “Syuhada Perang Kemerdekaan”.

“Ngapain pula ini orang masuk ke kuburan?” pikirku, tapi aku tidak melihat bapak itu, aku beranikan diri masuk, ternyata dari kejauhan aku melihat balon tadi,aku dekati, ternyata bapak itu duduk disana, menangis meratapi kuburan di depannya.
“Apa kabarmu, habibti? Kamu masih marah? Aku janji tidak akan tidur lagi di tempatmu, aku selalu tidur di tempatku…ini aku bawa 11 balon seperti biasa,dan ini….”, dia meraba-raba kantongnya mencari kartu.
“Hilang sayang, jatuh…aku janji besok aku datang lagi, aku bawa dua, jangan marah lagi lah, jangan diam begitu…”

Aku meletakkan kartu beberapa langkah dari bapak itu, aku tidak mau menggaggu dia, kemudian aku pergi meninggalkan bapak itu menuju mushala restoran, sudah waktu salat duhur.
Setelah salat, aku duduk sebentar berzikir, tiba-tiba seorang anak muda menghampiriku, dia berpakaian rapi, sepertinya dia manajer restoran itu. Dia menceritakan tentang bapak tadi, ternyata itu adalah pemilik restoran, beberapa tahun lalu istrinya meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan lalu lintas di Homs, tapi saat itu dia sedang di luar kota, akhirnya tidak sempat melihat istrinya, ketika dia tiba di rumah sakit istrinya sudah meninggal dunia. Sebenarnya istrinya meninggal bukan karena luka tebrakan, tetapi karena kanker di kepalanya, itu sebabnya setiap malam istrinya harus ke kamar mandi, karena darah selalu keluar dari hidungnya. Sejak itu dia selalu membeli 11 balon dan 1 kartu minta maaf, karena dia tidak tahu bahwa istrinya itu sakit, yang seharusnya dibawa ke rumah sakit.

Damascus, 17-5-2011, 15.30 WS.
Akhirnya aku tiba di Damascus, baru 2 hari aku meninggalkan kota itu, padahal belum keluar Syria, tapi rasanya kangen banget, aku tidak tahu bagaimana besok, beberapa bulan lagi aku harus meninggalkan kota itu, mungkin untuk selamanya…banyak cerita indah terukir di sana, banyak hal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, tak mampu dilukiskan dengan tulisan, hanya bisa kusimpan dalam memori, mungkin suatu saat bisa jadi dongeng sebelum tidur.

Written By : H. Saief Alemdar, Lc
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

15 Syawwal yang terlupakan

S

emua orang yang membaca sejarah tahu bahwa 15 syawwal tahun ke-3 hijriah adalah hari introspeksi untuk semua umat islam, hari terjadinya “pelanggaran” pertama atas instruksi nabi Muhammad, instruksi dilanggar bukan karena tidak patuh, tetapi karena keadaan, dan akhirnya “pelanggaran” itu membawa kepada kekalahan.
Setelah kemenangan yang gemilang di pihak islam pada 17 ramadhan di badr, kaum kafir qurays tidak bisa menerima penghinaan itu, pada tahun ke-3 hijriah, mereka mengumpulkan orang-orang kaya untuk memberikan bantuan demi memerangi umat islam di madinah. Orang-orang kaya dan tajir-tajir qurays mengumpulkan uang, hewan dan senjata-senjata untuk hari yang ditunggu itu. Abu sofyan bin harb meju sebagai panglima perang setelah dua berhala mereka mati di perang badar, yaitu abu lahb dan abu jahal. Mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar 5000 dinar, coin emas.
Di sela-sela persiapan itu, terjadi transaksi gelap di sebuah gang kota mekkah. Jubair bin Muta’am memanggil seorang budak hitam bernama Wahsyi, dia terkenal dengan kemahirannya melempar tombak, tidak ada tombak yang lepas dari tangannya kecuali pasti bersarang di dada musuh. Jubair mengatakan, “ kalau ente bisa membunuh Hamzah pamannya Muhammad, kamu akan ku merdekakan”.
Pada bulan syawal tahun ke 3 hijriah, abu sofyan keluar menuju madinah bersama 3000 tentara, terdiri dari 300 pasukan berkuda, 3000 unta, 700 pasukan bertameng lengkap, mereka berkemah di dekat bukit uhud, sekitar 1 mil arah utara madinah.
Berita itupun sampai ke madinah, melalui mata-mata yang telah tiba beberapa hari sebelum kaum qurays sampai di di uhud. Kekalahan itu mungkin sudah bisa diprediksikan oleh rasulullah, karena malamnya beliau bermimpi, beliau menceritakan kepada para sahabat, “ tadi malam ane mimpi, insyallah ini sebuah kebaikan. Ane lihat seekor sapi ane disembelih, pedang ane patah…”, beliau meneruskan ceritanya, “yang dimaksud sapi itu adalah para sahabatku dibunuh, dan padang ane yang patah itu adalah salah satu keluargaku juga akan dibunuh…”.
Rasulullah mengusulkan agar tidak keluar dari benteng kota madinah, agar menunggu musuh datang dari dalam kota, Abdullah bin ubay dedengkotnya munafik madinah sangat setuju dengan pendapat rasulullah. Tetapi, mayoritas sahabat tidak setuju, khususnya yang tidak ikut dalam perang badar.

Akhirnya, pada hari jumat, setelah dhuhur rasulullah keluar dari rumahnya dengan pakaian lengkap siap berperang, menyerukan para sahabat agar bersiap untuk menghadang kaum qurays di uhud. Pasukan islam yang dipimpin oleh sayyidul mursalin keluar menuju uhud bersama 1000 pasukan, diantaranya 300 tentara bertameng lengkap, dan 2 orang berkuda.
Dalam perjalanan ke uhud, Abdullah bin ubay berkhianat, dia menarik 300 pasukan di bawah pimpinannya untuk tidak ikut berperang, “Muhammad lebih patuh pada sahabatnya daripada aku, ngapain aku capek-capek berperang sama dia!”.

Pada pagi sabtu, 15 syawwal tahun 3 hijriah, rasulullah yang sudah berada dekat uhud membagi tugas kepada 700 pasukannya, strategi perang yang belum pernah diketahui oleh siapapun di jazirah arab:
1. Pasukan sayap kanan dipimpin oleh ali bin abi thalib.
2. Pasukan sayap kiri dipimpin oleh miqdad bin amer
3. Pasukan penyerang di tengah dipimpin oleh asadullah hamzah bin abdul muttalib
4. Pasukan cadangan persiapan dipimpin oleh zubair bin awwam
5. Dan 50 pasukan pemanah disiapkan tersembunyi di balik gunung uhud yang dipimpin oleh Abdullah bin jubair

Khususnya untuk pasukan pemanah rasulullah memberika instruksi khusus dan penekanan, “halangilah pasukan berkuda mereka, jangan sampai mereka menyerang kita dari belakang, apapun yang terjadi jangan sekali-kali kalian beranjak dari gunung ini, tetaplah kalian disini sampai ada aba-aba dari ane. Kalau kalian melihat kami kalah, jangan turun, kalau kalian melihat kami mati, jangan turun, kalau kalian melihat kami menang jangan turun, kalau kalian melihat kami mengumpulkan rampasan perang, jangan sekali-kali kalian beranjak dari uhud ini! Ya allah, aku jadikan Engkau saksi atas apa yang kukatakan ini”.
Pada perang badar, sebelum perang mulai beliau sudah mengatakan dengan optimis bahwa kemenangan milik umat islam, tapi ketika perang uhud, beliau sangat menekankan agar semua tetap pada posisi yang beliau tempatkan, dan jangan sampai ada yang melanggar. Mari kita lihat akibat pelanggaran itu!

Ketika semua sudah di medan perang, abu sofyan berpidato menyerukan agar suku aus dab khazraj tidak ikut campur urusan antara qurays dengan saudaranya Muhammad. Seruan itu dibalas dengan cacian oleh kaum anshar.

Seperti biasa, sebelum perang besar, ada duel maut. Thalhah bin abi thalhah yang membawa bendera qurays maju menantang tentara islam, ali bin abi thalib jagoan islam maju menerima tantangan. Cuma dalam 1 menit kepala thalhah sudah terpisah dari badannya. Kemudian bendera itu diambil oleh adiknya utsman bin abi thalhah, hamzah maju sekelebat mencabut nyawa utsman. Kemudian bendera itu diambil adiknya lagi, said bin abi thalhah, dia pun mampus di terkena tombak saad bin abi waqqsh yang menembus lehernya.

Melihat semuanya jagoannya mati, kafir qurays panas, saat itu kaum muslimin menyerang mereka, 3 kali pasukan berkuda mereka berhasil dipukul mundur oleh pemanah-pemanah dari atas uhud, yang membuat mereka terpaksa mundur.

Wahsyi berhasil membunuh hamzah, dan ibn qum’ah berhasil membunuh mush’ab bin umair. Dua sahabat terbesar, yang jarang dikenal generasi muda islam hari ini.
Kemenanganpun berada di pihak muslim, tentara qurays lari kocar-kacir, kerena panglima-panglima mereka telah mati. Akhirnya pasukan pemanah turun dari uhud saat melihat saudara-saudaranya sedang mengumpulkan harta-harta yang ditinggalkan qurays. Mereka lupa sama pesan rasulullah. Panglima Abdullah bin jubair berteriak memperingati mereka agar jangan berpindah dari uhud seperti komndo rasulullah tadi, tapi seruan itu tidak didengar.
Ternyata, ada jagoan lain yang sedang mengatur strategi yang lebih kuat untuk menghancurkan umat islam. Saat pasukan islam lengah sedang sibuk dengan rampasan perang, ratusan pasukan berkuda muncul dari balik gunung seperti singa kelaparan menyerang pasukan islam, pasukan berkuda itu dipimpin oleh salah satu panglima perang terbesar yang pernah lahir di dunia, Khalid bin walid, yang nantinya menjadi saiefullah al maslul….

Melihat serangan tiba-tiba itu, pasukan muslim yan gtidak siap berhasil dipork-porandakan oleh pasukan Khalid, dalam 5 menit jelas terlihat kemenangan berada di tangan siapa. Pasukan islam benar-benar hancur saat itu, semua lari kocar- kacir tidka jelas lagi pasukan sayap kiri atau kanan, bahkan tentara cadanganpun entah kemana.
Banyak sahabat yang syahid, bahkan rasulullah sendiri menjadi korban. Pakaian beliau berlumuran darah, pipi beliau kena batu, gig beliau juga patah. Saat itu, wanita-wanita muslimah yang menjadi perawat terpaksa memegang pedang. Saat rasulullah terjatuh berlumuran darah, nasibah binti kaab mazini ikut melindungi beliau, nasibah terluka lebih dari 12 tusukan pedang dan tombak di badannya, demi melindungi rasulullah yang sudah terjatuh dari kaum qurays.
Selain nasibah, abu dujanah yang terkenal sahabat paling miskin tidak memiliki harta apa-apa juga menjadi benteng rasulullah, punggung beliau penuh dengan panah kaum qurays, beliau syahid dengan badan tertunduk kearah rasulullah, dan punggungnya penuh panah, seperti bulu duri yang menancap di punggung landak. Radhiallahhu anhum ajma’in….
Sampai akhirnya ali bin abi thalib dan thalhah bin ubaidillah datang membantu, dan membawa rasulullha keluar dari medan perang.

Pelanggaran pertama yang dilakukan oleh para pemanah itu membuat semua umat muslim yang hadir di medan perang di uhud dalam posisi bahaya, bahkan nyawa rasulullah sempat terancam, sampai-sampai tersebar di kubu pasukan kafir qurays berita kematian nabi Muhammad, yang membuat mereka semakin bersemangat ingin mengubur semua umat islam di uhud itu.
Itulah pelanggaran pertama yang dilakukaknpasukan pemanah yang menyebabkan kekalahan dan kehinaan bagi umat islam, bahkan hampir saja rasulullah terbunuh. Hanya satu pelanngaran yang terlihat kecil dan remeh.
Bagaimana dengan kita umat islam yang dari pagi sampai mau tidur selalu melanggar instruksi beliau? Jadi tidak aneh kalau selalu hina, rendah dan kalah. 15 syawwal menjadi hari introspeksi untuk umat islam, paling tidak kita tahu dimana kesalahan yang membuat kita selalu terbelakang.


Wallahu a’alam.
Saief Alemdar
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS