RSS

Aku Bisa Melihat Rumahku

Jalan Mazzeh Oustraad-Baramkeh, Kamis, 14 Juli 2011, 11:05 WS.

S

iapa yang tahu kapan kita mati?! Siapa yang bisa memastikan perjalanannya itu akan berakhir di Surga atau neraka?!
Kisah nyata seorang penumpang wanita di mikro dari Mazzeh-Baramkeh.
Suatu hari saya menghadiri sebuah pengajian di sebuah masjid, pengajian dimulai tepat waktu seperti biasa bersama seorang Ustazah. Tiba-tiba seorang cewek masuk dan duduk persisi di samping saya…

Ustazah itu bercerita tentang Masyitah penyisir rambut putri Firaun, pada saat Firaun berkata kepadanya, “Akulah Tuhanmu!” dengan mata terbelalak seakan ingin menerkam. Dengan tenang Masyitah menjawab, “Tidak, Tuhanku adalah Penciptaku dan Penciptamu…”. Kemarahan Firaun semakin meledak-ledak, akhirnya dia menyuruh tentaranya untuk menyiapkan periuk besar, diisinya dengan minyak, lidah api yang menyala-nyala di bawahnya membuat bulu roma merinding.
Firaun kembali bertanya siapakah Tuhan Masyitah dan Masyitah selalu saja memberikan jawaban yang sama. Bersama Masyitah 5 anaknya yang masih kecil-kecil menggigil ketakutan melihat lidah api yang menantang dan suara minyak yang sudah mendidih. Semua anak kecil itu berebutan memeluk ibunya…..tiba-tiba terdengar suara perintah untuk melemparkan anak-anak itu satu persatu ke dalam minyak yang mendidih….anak-anak itu berteriak…”Ibu...tolong aku…”, semua yang menyaksikan seakan bermimpi….suara anak pertama berteriak begitu mengiris hati, namun tidak lama….beberapa menit kemudian teriakan tadi hilang, hanya tulang kering yang mengapung di antara buih-buih minyak yang mendidih itu.

Masyitah menangis melihat buah hatinya satu persatu dicemplungin ke dalam periuk, melihat tulang-tulang yang tidak berdaging mengapung di atas minyak itu, hatinya berteriak, tetapi Masyitah tetap saja mengatakan, “Tuhanku adalah penciptaku dan Penciptamu…”. Begitulah sampai akhirnya empat anak Masyitah dilempar ke dalam periuk tadi, hanya tersisa satu lagi yang masih dalam pangkuannya menyusu. Itupun tidak lepas dari kekejaman tentara Firaun, si bayi yang sedang menyusu itu ditarik dengan paksa, Masyitahpun bertahan mencegah mereka, tapi apalah kekuatan Masyitah dibanding ganasnya tentara Firaun, akhirnya si bayi ditarik dengan paksa, susu di mulutnya tumpah berserakan di lantai dan di tangannya beberapa rambut Masyitah masih melekat tidak mau dilepas….akhirnya kelima Masyitah anak terapung di atas minyak itu. Saat itu Masyitah meneteskan air mata darah, dia teringat bagaimana bagaimana dia mendidik dan membesarkan anak-anak itu, tetapi sekarang hanya tulang belulang saja yang terapung di depannya…”
Penumpang itu mengatakan lagi, “Ketika mendengar semua cerita itu, si cewek yang duduk di samping saya tiba-tiba menggigil dan izin keluar…saya merasa aneh, akhirnya saya ikuti si cewek muda itu, rupanya dia sedang menagis di luar sana…akhirnya saya menenangkan dan mengajaknya masuk kembali”.

“Ketika kami sudah di dalam, ternyata Ustazah itu melanjutkan cerita lain, yaitu cerita seorang istri Firaun yang diikat di tiang kemudian dicambuk, sampai tulangnya terlihat jelas! Memang apa yang dirasakan cukup menyakitkan, bayangkan saja cambukan itu menembus kulit, daging dan berhenti di tulang-tulang…tetapi wanita itu sadar, “……dan itu tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar” (QS: Al Fushilat: 35).”
Ketika dia merasakan kepedihan semakin menjadi-jadi, sama sekali tidak berteriak, tetapi hanya mengatakan…”Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam Surga…..”(QS:At Tahrim:11)….dengan kata-kata itu dia menghibur dirinya di saat yang begitu pedih dan menyakitkan, mengingatkan dirinya bahwa ini semua tidak akan sia-sia, ada Tuhan di sana yang akan memberikan ganjaran dan “ganti rugi” atas apa yang dia rasakan….biarkanlah sakit ini sementara, paling juga cuma beberapa jam, jauh berbeda dibandingkan dengan kenikmatan sepanjang masa yang dijanjikan-Nya…

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, “ Saat itu, Allah mengangkat hijab antara wanita itu dengan alam ghaib, dengan jelas wanita itu melihat istana yang disiapkan Allah untuknya, dan di bawahnya…” Sungai yang airnya tidak berubah bau dan rasanya, sungai-sungai dari susu dan arak……dan sungai dari madu…..”(QS: Muhammad: 15)…dia juga melihat pakaian-pakaian sutera, mutiara dan berlian, taman-taman indah, dan burung-burung yang berkicau terbang kesana-kemari….saat itu dia tersenyum dan lupa kepada rasa sakitnya…..sebagian tentara yang mencambuknya mengatakan “Ini orang gila!kita cambuk, tapi malah dia tersenyum!”….wanita itu hanya mengatakan ”Ya Allah…Aku bisa melihat rumahku di Surga….”.

Ketika Ustazah itu mengucapkan “Surga...”, tiba-tiba si cewek tadi jatuh dalam pangkuanku, nafasnya tiba-tiba tersendat-sendat, dan raut wajahnya berubah pucat! Kemudian kami membawanya segera keluar dan menelpon ambulance, saat memangkunya aku membacakan fatehah, saat itu air mataku jatuh membasahi pakaian cewek itu, aku merasa sangat takut.
Salah seorang yang hadir di situ mengatakan, “Anak ini sudah sakratul maut…”. Matanya melotot melihat ke langit, aku mencoba mentalqinnya kalimat “Lailaha illallah…”, tetapi dia tidak menjawab. Ketika aku mengulangi kalimat itu untuk ketiga kalinya, tiba-tiba dia mengangkat tangannya dan berteriak…”Ya Allah… aku bisa melihat rumahku di neraka…aku melihat rumahku di neraka…”!!

“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim sedikitpun kepada manusia, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri”(QS:Yunus:44)
“Apakah mereka mengira kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka”(QS:Zukhruf:80).

Kalau memang ini adalah hari-hari terakhirmu di dunia, gunakanlah itu untuk melakukan ketaatan…
Kalau memang ini adalah jam-jam terakhirmu di dunia, gunakanlah itu untuk ibadah…
Kalau ini adalah menit-menit terakhirmu di dunia, gunakanlah itu untuk bertaubat…
Kalau ini adalah detik-detik terakhirmu di dunia, jangalah berputus asa kepada rahmat Allah….

Gunung Qasiun, Kamis, 14 Juli 2011, 14:25 WS.

H. Saifannur, Lc
(Mahasiswa Aceh yang Sedang Melanjutkan Program S-2 Di Damascus University Syiria)

Related Posts by Categories

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Silahkan Anda Memberikan Komentar Mengenai tulisan saya pada Kotak Komentar di Bawah