RSS

17 Ramadhan Yang Terlupakan….

K

ata pakar sejarah, “kita membaca sejarah itu sesuai dengan apa yang terjadi, bukan sesuai dengan apa yang kita inginkan terjadi, kalau bagus jadikan contoh, kalau tidak bagus jangan diulangi”.

Setelah 13 tahun Rasulullah berjuang dan berdakwah di Mekkah, akhirnya beliau mendapatkan izin berhijrah ke Madinah. Peristiwa hijrah ini adalah salah satu fase sejarah terbesar umat manusia, dari hijrah ini lahirlah agama baru yang membawa perubahan besar kelak di seluruh dunia. Allah mengutus nabi-Nya di tanah arab, dan menyiapkan orang-orang arab untuk menjadi corong dan menara kemanusiaan, kemajuan, kedamaian dan ilmu pengetahuan esok hari.

Selama 13 tahun Rasulullah dan para sahabat bersabar dengan segala siksaan dari kaum Quraiys. Mulai dari siksaan jasmani sampai embargo ekonomi. Bahkan boikot yang dilakukan kaum qurays terhadap bani hasyim, mulai dari tidak boleh ada yang memasok pangan sampai larangan menikahi bani hasyim. Siksaan dan ujian itu berakhir dengan hijrahnya rasul ke kota Madinah. Mereka hijrah hanya membawa pakaian yang dipakai saja, kaum Qurays menyita semua harta benda mereka.
Saat itu, kaum Qurays sudah merasa bahwa islam akan menjadi sebuah kekuatan politik baru dengan bantuan suku Aus dan Khazraj di Madinah, dua suku yang terkenal dengan loyalitas dan kebersamaan yang tinggi dan sangat disegani di jazirah arab. Mereka tidka berani melakukan ekspansi ke Madinah, karena resiko yang akan diterima Mekkah sangat berat, antara lain ditutupnya jalur perdagangan mekah-syam. Penduduk Mekkah hidup dari perdagangan musim panas ke syam, dan musim dingin ke yaman, kalau tidak ada perdagangan ini, perekonomian mereka akan kacau, karena inilah salah satu devisa terbesar penduduk Mekkah.

Suatu hari, kafilah perdagangan Qurays melewati jalur Mekkah-syam, otomatis mereka melewati Madinah. Kaum muslimin muhajirin sepakat untuk “merampok” kafilah itu, mengambil harta mereka yang disita kaum qurays di Mekkah dulu. Rencana itu berhasil dan sukses. Kejadian ini membuat pembesar qurays kebakaran jenggot, khususnya abu lahab, abu jahal dan abu sofyan. Ini penghinaan dan kesewenang-wenangan orang islam Madinah. Mereka sepakat untuk membalas ini dengan perang besar-besaran.

Mendengar kaum qurays akan memerangi kaum muslimin, Rasulullah bermusyawarah dengan para sahabat, semua sepakat akan terus maju melawan kafir qurays, bahkan orang Madinah yang disebut anshar pun semangat membela kaum muhajirin. Persaudaraan yang diikat oleh aqidah membuat mereka lupa kepada persaudaraan darah, kaum muhajirin akan berperang melawan saudara sedarahnya dari Mekkah, yang beraqidah berbeda. Sifat ini yang jarang disadari umat islam hari ini, mereka rela hidup terpecah-pecah, karena hal sepele, seharusnya aqidah menjadi pengikat erat, bukan pemecah. Pihak yang mengaku dirinya salafi mengklaim dirinya paling benar dan menyerang syiah, syiah dengan berbagai konspirasi menyerang sunni yang notabenenya perebut kekuasaan dari Ali bin Abi Thalib, pihak lain yang mengaku sunni mengklaim pihak lain sesat dan anteknya yahudi. Anehnya, waktu “anjing” amerika datang, malah disalami tangannya sambil menunduk, dibanggakan, dihormati! Apaan mental begini!!

Akhirnya kaum qurays keluar ke medan perang dengan 950 tentara, terdiri dari 100 tentara berkuda dan senjata lengkap, dan mereka juga membawa puluhan cheer leader yang menyemangati mereka selama perjalanan dan di hari perang nanti. Sedangkan Rasulullah keluar bersama 313 mujahidin, terdiri dari 77 muhajirin dan 236 anshar, 70 unta dan senjata seadanya dan 2 kuda, yaitu zubair bin awwam dan miqdad bin aswad.

Pada tanggal 17 ramadhan tahun ke-2 hijrah, bertepatan dengan 13 maret 624 M, bertemulah dua pasukan itu. Dua pasukan yang jelas-jelas tidak berimbang, siapapun yang melihat pasti akan memprediksikan kemenangan di tangan kaum qurays, melihat jumlah mereka yang lebih besar dan kelengkapan senjata yang mereka miliki. Tapi, apa yang membuat mereka “nekad” untuk maju menantang kaum qurasy yang terkenal jagoan perang dengan “jam terbang” yang lebih banyak dibanding kaum anshar.
Rasulullah saat itu berdoa, “ya Allah inilah tentara-Mu, inilah manusia-manusia yang beriman kepada-Mu di muka bumi, bantulah mereka, kalau Engkau tidak membantu mereka, maka tidak aka nada lagi manusia yang menyembahmu di muka bumi!”.

1. Umat islam maju ke medan perang dengan optimisme dan tawakkal kapada Allah yang luar biasa, mereka yakin bahwa mereka akan menang, karena mereka mematuhi semua titah perintah Rasulullah, dan beliau sendiri juga menjanjikan kemenangan. Pada saat perang berkecamuk, Rasulullah di control-room bermunajat, “ya Allah, realisasikanlah kemenangan yang Engkau janjikan padaku..” sampai-sampai beliau berdoa meminta kepada Allah agar dipersembahkan kepadanya beberapa kepala pembesar kafir qurays, “ya Allah…jangan kau lepaskan abu jahal firaun umat ini, dan zumah bin aswad…..”. disini kita bisa mengambil sebuah kesimpulan, kalau Muhammad itu bukan benar-benar rasul utusan Allah, tidak mungkin dia berani menjanjikan kemenangan dan lebih tidak mungkin berani maju melawan pasukan yang tidak sebanding dengan kekuatan pasukannya. Kalau seandainya Muhammad tidak memiliki hubungan khusus dengan Allah, dan keyakinan pada Allah, tidak mungkin dia berani menjanjikan macam-macam, karena apabila kalah, maka itu akan menjadi boomerang bagi dia sendiri, bukti bahwa dia memang pambohong, bukan utusan Tuhan, dan otomatis kaum muslimin juga akan murtad dan meninggalkannya semua.

2. Kaum qurays maju ke medang perang dengan penuh peremehan dan sedikit psimis. Mereka meremehkan kaum muslimin dengan jumlah sedikit dan senjata seadanya. Mereka psimis dengan hilangnya tiga jagoan mereka pada duel maut sebelum perang, semuanya dibunuh oleh abu ubaidah, ali bin abi thalib dan hamzah asadullah.

3. Meskipun jumlah muslim sedikit, namun pemimpin mereka benar-benar telah memikirkan segala sesuatu dengan matang, pemimpin yang cerdas dan penuh kasih sayang. Rasulullah sebagai pemimpin tertinggi telah memusyawarahkan semua, termasuk posisi dan tempat mereka di medan perang, pokoknya persiapan sangat matang. Meskipun keyakinan akan kemenangan yang pasti, tapi mereka tetap berpegang pada sebab akibat. Kalau kasih sayang bisa kita lihat jelas ketika Rasulullah berjalan kaki sebentar dan naik unta sebentar bergantian, seperti tentara yang lain, karena satu unta untuk 3 orang. Ketika dua orang itu menyuruh Rasulullah naik, biar mereka yang berjalan, beliau menjawab, “kalian tidak lebih kuat dari aku, dan kalian juga tidak lebih butuh kepada pahala dari pada aku”.
4. Kaum qurays maju ke medan perang dengan peremehan dan kesombongan, sampai mereka mengatakan, “demi Allah kita tidak akan pulang dari badar kecuali setelah pesta 3 hari 3 malam, kita sembelih unta, kita makan rame-rame, kita mabuk-mabukan sepuasnya, kita pesta dengan wanita-wanita cantik, malam itu akan menjadi saksi kepada seluruh penduduk hijaz, biar mereka tidak sekali-kali berani menantang kaum qurays…”

Akhirnya janji Allah menjadi nyata, kemenangan di tangan umat islam, 17 ramadhan menjadi saksi kebesaran Allah dan saksi bahwa nabi muhamamd itu benar-benar utusan Allah. Kita mengingat perang ini bukan mau ngajak orang lain perang, tapi dengan parang badar ini kita bisa mengambil banyak pelajaran, yang mungkin kita lupa. Keadaan kita tidak jauh berbeda dengan keadaan kaum muslimin yang saat itu tertindas, mereka tertindas kerena mereka sedikit, tapi karena iman dan ketaatan mereka pada Allah dan rasulnya, makanya mereka menang. Kita hari ini, tertindas padahal jumlah kita mayoritas, kita bagai buih diterjang ombak, dipukul ke kiri ke kanan, kita terbawa arus dan tidak tau kemana itu berakhir.

17 ramadhan, ingatlah semangat kaum muhajirin dan anshar dalam memerangi kakufuran dan nafsu. 17 ramadhan, ingatlah kepasrahan dan perjuangan Rasulullah mempertahankan umat terakhir yang menyembah Allah di muka bumi. 17 ramadhan, ingatlah Allah menunjukkan kekuasaanya kapada kaum kafir karena kesombongan mereka. 17 ramadhan, ingatlah kekuaasaan Allah memberikan kemenangan kepada kaum minoritas yang beriman, berbuat, berusaha, bertawakkal, dan menang.


WRITTEN BY:

H. Saifannur, Lc
(Mahasiswa Aceh yang Sedang Melanjutkan Program S-2 Di Damascus University Syiria)

Related Posts by Categories

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Silahkan Anda Memberikan Komentar Mengenai tulisan saya pada Kotak Komentar di Bawah