ukan Hanya di ULUMUDDIN, disekolah – sekolah lain juga ada murid – murid yang “batat (itu sich Bahasa Acehnya, kalo bahasa indonesianya artinya bandel), Nah kalo Guru pasti pernah berhadapan dengan anak- anak mulai dari level bandel sedang sampai level kelas tinggi (hehehehe ada profesi murid yang jadi smokers dan ahlul baitnya WARNET)
Ada satu pertanyaan dari seorang bernama Mahlan. Pertanyaan itu adalahPak, tempat saya mengajar itu terkenal dengan bandel, malas, dan manja. Bagaimana cara menyikapi terhadap semua siswa yang rata-rata dari rumah sudah dikondisikan seperti itu?. Itu pertanyaan yang sangat baik dan mendasar. Pertanyaan baik karena yang ditanyakan berlaku di semua tempat pendidikan. Pertanyaan mendasar karena bandel, malas, dan manja merupakan tengara bahwa kondisi seperti itu merupakan tipikal anak-anak.
Dalam proses penyesuaian, tentu akan terdapat ketidaksesuaian karena perbedaan persepsi, perilaku, dan harapan. Namun, ketidaksesuaian itu akan menjadi bentuk kesesuaian setelah terjadi persamaan persepsi, kehendak, perilaku, dan seterusnya. Dengan begitu, dapat dikatakan kalau siswa bandel, malas, dan manja merupakan warna asli anak-anak yang belum menemukan titik kesesuaian seperti yang diharapkan oleh guru. Adalah hal yang wajar jika siswa itu bandel, malas, dan manja. Kewajaran itu ditentukan oleh diri anak yang belum matang, belum dewasa, dan belum menemukan jatidirinya.
Tugas gurulah untuk mengajak siswa bandel, malas, dan manja berubah menjadi siswa yang sepadan dengan aturan. Caranya:
1. Anggaplah bahwa bandel, malas, dan manja hal yang terjadi dalam diri siswa.
2. Identifikasikanlah tingkat kebandelan, kemalasan, dan kemanjaannya siswa tersebut.
3. Golongkan tingkat kebandelan, kemalasan, dan kemanjaan berdasarkan kesamaan dari siswa.
4. Carilah penyebab kebandelan, kemalasan, dan kemanjaan siswa secara detail.
5. Berikanlah perhatian yang sesuai dengan tingkat kebandelan, kemalasan, dan kemanjaan.
6. Terus-meneruslah memberikan perhatian kepada siswa-siswa tersebut seperti kita mengajari anak menggunakan tangan kanan.
7. Ciptakan kondisi tertentu sampai pada taraf siswa tersebut mempunyai kedekatan dengan Anda.
8. Cari aneka metode untuk mengubah anak dari belum bisa menjadi bisa.
Sumber: Dr. suyatno, M.Pd.
Tweet |
0 comments: